Rabu, 08 Januari 2014

Bukti-Bukti Persahabatan JFK dan Sahabat Gay-nya


Jack dan Lem menggandeng adik Jack, Bobby Kennedy

Presiden JFK dibunuh di Dallas 50 tahun lalu, meninggalkan duka yang sangat mendalam terhadap sahabatnya, Lem Billings.


Dalam foto-foto dan kutipan-kutipan dari buku David Pitt Jack & Lem, kita berusaha mengingat Presiden John F. Kennedy melalui mata sahabat kekalnya, Lem Billings. Seorang sejarawan menulis bahwa setelah pembunuhan terhadap JFK 50 tahun lalu Billing adalah ‘orang paling sedih atas kematian Kennedy’.

Jack and Lem, Winter Term, Choate, 1934


“Lem berumur 16 tahun dan Jack 15 tahun ketika mereka bertemu saat pembuatan buku tahunan di Choate School for Boys, sekolah lanjutan swasta bergengsi di New England, berlokasi di Wallingford, Conn. … Sebenarnya ini merupakan persahabatan yang instan. Mereka saling terikat karena kesamaan selera humor, rasa benci yang mendalam terhadap Choate, dan rasa iri terhadap kakak laki-laki mereka yang memiliki prestasi lebih baik — Joe, kakak Jack, dan Josh, kakak Lem.”





Lem and Jack, Hyannis Port, 1935
“Ketika Jack tidak sedang mencoba membuat Lem menyanyi dalam acara-acara keluarga, ia pasti sedang membujuk Lem berolahraga — biasanya sepakbola, sebuah permainan yang Lem benci. Lem merasa bahwa cara hidup berhubungan dengan fisik di liburan ala keluarga Kenny bahkan lebih berat daripada di Choate. Mereka sangat fanatik terhadap sepakbola. Jacqueline Bouvier juga memiliki masalah yang sama, menggunakan setiap alasan untuk menghindari permainan, setelah ia dan Jack menikah di tahun 1953.” (Halaman 35)




Jack dan Lem di Palm Beach photo booth tepat sebelum tur mereka ke Eropa, 1937


“Musim panas Jack dan Lem di Eropa dimulai pada 1 Juli 1937. Joe dengan rendah hati membayar setengah dari tiket Lem selama perjalanan, mengatakan Lem bisa membayar setidaknya setengah darinya ketika ia lulus dari Princeton. “Saya meminjam setengah yang lain dari harta peninggalan yang saya akan terima dari nenek saya setelah saya lulus dari perguruan tinggi,” kata Lem. Dua pria itu menulis diary selama perjalanan, meskipun Lem lebih membuat semacam scrapbook. Scrapbook tersebut berisi puluhan foto dirinya dan Jack di Eropa, juga narasi tulisan tangannya sendiri. Ini berikutnya menjadi salah satu dari barang paling berharga yang ia miliki.” (Halaman 53)





Jack, Lem dan Dunker, anjing yang mereka beli selama perjalanan ke Eropa tahun 1937

“Jack dan Lem gagal memiliki teman di Jerman, tidak seperti di negara-negara lain yang mereka kunjungi, kecuali satu — Dunker, seekor Dachshund manis yang membuat mereka berlari dalam perjalanan ke Nuremberg. …Jack dan Lem sangat suka anjing dan segera merasa sangat mencintai Dunker kecilnya. Mereka akan selalu mengingat ‘orang Jerman’ paling manis yang pernah mereka temui.” (Halaman 64)





Harry Dixon, Kathleen “Kick” Kennedy, John Coleman, Charlotte McDonnell, Jack dan Lem, Palm Beach 1940

“Setelah persinggahannya di Hollywood, Jack kembali ke Pesisir Timur pada waktu menjelang liburan Natal, selama waktu yang ia biasa habiskan bersama keluarganya dan Lem. Ini adalah Natal terakhir dimana Amerika Serikat akan berada dalam kedamaian selama lebih dari empat tahun. Untuk Jack dan Lem, periode waktu yang bahagia dalam hidup mereka — sekolah mereka dan waktu belajar di perguruan tinggi — sekarang telah lewat. Seperti jutaan pemuda Amerika lainnya, mereka menghadapi masa depan yang tidak pasti. Dalam kurang dari setahun, negara akan berada dalam masa perang.” (Halaman 80)





Lem memeriksa pintu ambulans yang rusak setelah serangan Messerschmitt, Sirte, Libya, 1943.

“Jack ingin menemukan Lem dan mencari tahu apa yang sedang ia lakukan. “Belum dengar sepatah katapun dari kamu,” Jack menulis. “Apa-apaan yang sedang kamu lakukan? Aku senang mengatakan bahwa semuanya beres setelah kedatanganmu,” mengacu pada pertempuran Montgomery dengan Rommel di El Alamein. Ia mengirim satu surat pada ibu Lem di American Field Service PO Box di New York. “Dear Mrs. Billings. Saya melampirkan surat ke Lem, yang saya harapkan dapat Anda sampaikan, karena saya tidak tahu dimana ia berada. Apakah Anda sudah mendengar kabarnya?”
Pada akhirnya, dua teman itu melakukan kontak, bagaimanapun, dan mulai saling berkirim surat lagi seperti saat mereka masih berada di rumah.” (Halaman 95)





Jack dan Lem saat cuti, Palm Beach, 1944

“Tidak jelas apakah Lem ingin bergabung dengan Angkatan Laut dan pergi bertembur karena Jack, atau karena ia menginginkannya sendiri. Saudara Perempuan Lem, Lucretia, yang juga mengenal Jack, berkata, “Saya pikir dia harus melakukan sesuatu karena Jack sedang melakukan banyak hal,” Salah satu cara, sebuah langkah berani mengingat korban-korban Angkatan Laut menderita di Pasifik pada saat itu. “Sangat berat bagi dia, tetapi ia ingin melakukannya dan ia terjebak dengan itu,” Lucretia menambahkan. Ketika Jack sampai di rumah, dua teman itu saling menyapa seperti tidak ada hari esok.” (Halaman 100)





Jack, Lem, dan Caroline sedang menikmati air, Hyannis Port, 1963.

“Tentu saja, selalu ada Cape Cod di Massachusetts ketika sang presiden ingin berada di dekat air,” Lem berpendapat. Dalam beberapa akhir pekan, Jack dan Lem akan pergi ke sana. “Saya akan pergi ke Washington, pergi ke Gedung Putih dan kami akan dijemput dengan Air Force One ke Otis di Cape. Dari sini kami akan naik helikopter langsung ke halaman depan ayahnya. Tentu saja, ia akan selalu mencintai Cape dan sangat bahagia disana.” (Halaman 213)

“Jack membuat perbedaan besar dalam hidupku. Karenanya, aku tidak pernah kesepian. Dia mungkin menjadi alasan kenapa aku tidak menikah. Maksudku, aku bisa saja memiliki seorang istri, dan keluarga, tapi apa-apaan — kau pikir aku akan memiliki kehidupan yang lebih baik dari menjadi sahabat Jack Kennedy, bersamanya dalam banyak momen kepresidenannya, punya kamar pribadi di Gedung Putih, telah memiliki sahabat paling baik lebih dari semua orang bisa miliki, atau menikah dan berumah tangga dan tinggal di suatu tempat.” (Halaman 24)





Lem dan Bobby, Waterville Valley, N.H., circa 1967

“Ketika Bobby bergabung dalam politik, tidak ada yang lebih bahagia dari Lem. Untuk banyak orang Amerika lain juga, Bobby menjadi harapan terakhir untuk menghidupkan kembali Camelot, kembalinya semacam idealisme liberal yang telah Jack contohkan. Keputusan Bobby untuk menjemput obor Jack sangat berarti bagi Lem juga. Tetapi di atas itu semua, Bobby sangat penting secara pribadi bagi Lem. Meskipun Jack dan Bobby sangat berbeda secara temperamen — obyektik dan berhubungan dengan otak, Bobby, intens dan emosional — Lem melihat banyak sisi diri Jack dalam diri Bobby. Lem ingin bersama Bobby, menjadi bagian dari apapun yang ia lakukan untuk melanjutkan peninggalan Jack."





Jack dan Lem, foto dari scrapbook milik Lem, circa 1935

“Dalam eulogy-nya (pidato atau kata-kata pujian tentang seorang yang telah meninggal—admin), Bobby Kennedy Jr. berkata pada Lem: “Dia merasakan rasa sakit dari setiap orang dari kita — rasa sakit yang tidak seorang pun yang lain punya keberanian untuk rasakan … Aku tidak tahu bagaimana kita akan terus hidup tanpanya. Dalam banyak hal, Lem seperti seorang ayah bagiku dan ia adalah sahabat terbaik yang saya pernah miliki.” Eunice Kennedy Shriver berkata, “Saya yakin dia sudah menyiapkan segalanya di surga jadi sangat siap bagi kita — dengan hanya Early American Furniture yang tepat, tirai yang tepat, permadani yang tepat, lukisan-lukisan yang tepat, dan segalanya siap untuk sebuah pesta yang sangat-sangat besar. Kemarin adalah hari ulang tahun Jack. Sahabat Jack adalah Lem dan ia akan ingin mengingatkan setiap orang tentang itu hari ini.” (Halaman 307)





"Ada banyak cinta dalam dirinya yang ia limpahkan kepada banyak orang, tetapi satu orang yang paling dicintainya dirampas darinya dengan sebuah peluru milik seorang pembunuh." Sigrid Gassner-Roberts, asisten Lem yang tinggal bersamanya selama awal 1970-an.

"Saya berada di rumahnya setiap akhir pekan ketika ia menjadi presiden... Jack adalah orang yang paling dekat denganku di dunia selama tiga puluh tahun." Lem Billings.



Dari kiri ke kanan: Jack, Jackie Kennedy, dan Lem



Jack meninggal pada usia 46 tahun dan Lem pada usia 65 tahun. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa hidup selamanya. Termasuk Jack dan Lem. Kehidupan Jack relatif singkat. Dan kehidupan Lem yang selama 20 tahun terakhir hancur bersama kepergiaan Jack. Namun kehidupan mereka tidak pernah benar-benar sia-sia. Mereka saling bertemu di tengah kehidupan yang membuat kita hampir tidak masuk akal dalam menemukan belahan jiwa, seseorang yang memang diciptakan untuk Anda. Not sexually, tetapi sebagai seseorang yang melengkapi kehidupan kita dengan keberadaan. Seseorang yang penting bagi kita dan membuat kita bahagia. Seseorang yang bisa menerima kita apa adanya. Seperti Jack terhadap Lem, vice verca. Suatu hal yang hanya satu dan tidak akan mungkin bisa kita dapatkan dari orang lain.


Selamat tinggal John Fitzgerald Kennedy dan Kirk LeMoyne Billings.
Kalian mungkin berpisah, tapi kuyakin persahabatan kalian telah mempertemukan kalian di keabadiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar