Selasa, 07 Januari 2014

Film Arisan 2 (2011) : Tentang Jakarta, Sosialita, Spiritualitas, Glamorous Stuff dan Seksualitas





Judul                           Arisan 2
Sutradara                     Nia Dinata
Penulis                         Nia Dinata
Pemeran                      Cut Mini
                                    Tora Sudiro
                                    Rachel Maryam
                                    Aida Nurmala
                                    Surya Saputra
                                    Rio Dewanto
                                    Edward Gunawan
                                    Adinia Wirasti
                                    Sarah Sechan
Atiqah Hasiholan
                                    Ria Irawan
                                    Pong Harjanto
                                    Melissa Karim
                                    Cynthia Lamusu
                                    Aming
                                    Titi Dj
Distributor                   Kalyana Shira Films
Tanggal Rilis              1 Desember 2011



8 TAHUN BERLALU. Jakarta tidak berubah, tetap sebagai pusatnya, sebuah kota metropolitan dengan segenap kegemerlapan dan rahasia-rahasia di hati setiap penduduknya. Namun perubahan terjadi pada hati orang-orang yang tinggal disana. Sakti dan Nino (Tora Sudiro & Surya Saputra) memilih mengakhiri hubungan mereka; Andien (Aida Nurmala) ditinggal dulu oleh suaminya, Bob, ke Yang Maha Kuasa; Lita (Rachel Maryam) dengan beraninya membesarkan sendiri anak yang dikandungnya dan menolak institusi pernikahan; serta Meimei yang telah bercerai dan mulai bahagia dengan kehidupannya yang baru.

Cerita benar-benar dimulai ketika sisi lain kehidupan Meimei dikuak. Meimei yang tiba-tiba mengasingkan diri ke Gili, Lombok ternyata sedang berusaha menutupi penyakit kanker yang sedang menggorogotinya. Ditambah dengan beberapa karakter baru seperti Tom (Edward Gunawan), dokter yang menangani Meimei di Gili; Molly (Adinia Wirasti), bartender kenalan Meimei di Gili; Joy (Sarah Sechan), dokter bedah plastik yang terkenal di kalangan sosialita; Ara (Atiqah Hasiholan), sosialita yang sedang naik daun; Octa (Rio Dewanto), brondong muda pacar baru Nino; dan Mas Gerry (Pong Harjanto), pria 60 tahun pacar baru Sakti. Film ini menguak sisi emosional persahabatan tokoh-tokoh utama, terutama saat Sakti, Andien, Lita, Nino dan Octa menyusul Meimei ke Gili.




Film Arisan 2 bisa saya bilang sebagai film Indonesia yang paling matang. Dengan plot yang menarik, akting yang apik dan cinematography yang mendukung, film yang disutradarai oleh Nia Dinata ini saya anggap sebagai film terbaik Indonesia yang pernah saya tonton. Setiap film Nia Dinata selalu menarik perhatian saya. Meskipun, entahlah, saya merasa dari segi experimental Arisan! sekuel pertama lebih baik (saya juga tidak bisa menjelaskan mengapa saya lebih menganggap yang pertama lebih masterpiece, hanya saja film tersebut lebih membekas di hati), tapi dari ‘kematangan’, bagi saya film Arisan 2 sangat layak disandingkan dengan film-film kelas dunia sekalipun. Dibumbui dengan opini sang penulis sekaligus sutradara (Nia Dinata) tentang pandangan-pandangan spiritualnya (sangat kental, tetapi disajikan dengan ringan namun sangat mengena di hati saya), juga mengungkap sisi gelap kota Jakarta.

Saya pribadi berpikir bahwa sutradara-sutradara di Indonesia perlu mencontoh Nia Dinata. Mereka sangat beruntung bisa memiliki ibukota Jakarta. Jakarta mungkin tidak ada bandingannya dengan kegemerlapan Hollywood California, New York, Paris atau Sydney sekalipun, namun banyak isu social yang bisa diangkat dari kota paling metropolitan di negara yang penduduknya ‘berusaha’ menjaga adat ketimuran dan moralitas agama seperti Indonesia. Kehidupan hedonisme ataupun ‘dosa-dosa kecil’ dan having fun yang ada di Jakarta akan berbeda karena kondisi mereka yang walaupun super liar, namun masih terkekang oleh rules, traditions, atau norma-norma yang selalu mereka kenal disini. Apa yang saya dapat dari Arisan 2 ialah bagaimana beberapa orang di Jakarta yang diidentifikasikan lost souls, confused, dan trying to enjoy themselves dengan mencari kebahagiaan-kebahagiaan kecil dari keganjilan-keganjilan yang ada dalam diri mereka. Mulai dari perselingkuhan, sex, dan sifat hedon itu sendiri.

Sebagai seorang yang awam dalam sisi cinematography, saya menganggap teknik pengambilan dalam film Arisan 2 sangat menarik. The Director of Photography talks with body languages. Banyak scene yang membuat kita mengerti lebih jelas perasaan tokoh-tokoh melalui gambar yang terpampang serta di beberapa scene lain malah sengaja ditunjukkan sisi ambigu agar penonton dibuat bertanya-tanya tentang pikiran-pikiran tokoh. Contohnya, masalah orientasi seksual Molly dan mengenai apa yang sebenarnya terjadi antara Meimei, Molly dan Tom di kamar Molly. Banyak scene ditampilkan dengan melakukan shoot terhadap mata, contohnya saja saat Andien bertemu Mas Gerry di restoran dan pembicaraan Molly serta Meimei di bar. Bagi saya, cara ini sangat menarik dan menjelaskan segalanya dengan tepat dan jelas.

Arisan 2 sendiri telah meraih beberapa penghargaan secara internasional. Melalui sekuel Arisan, Nia Dinata mendapat penghargaan Achievement Award di ajang CinemAsia Amsterdam 2012. Dari Amsterdam, film ‘Arisan! 2′ melanjutkan perjalannya ke Los Angeles Asian Pacific Film Festival ke-28, 10–20 Mei 2012, dan San Francisco Frameline ke-36, 14–24 Juni 2012. Di Frameline, ‘Arisan! 2′ menjadi Bay Area Premiere. Dengan jumlah penonton kurang-lebih 57.000 penonton, Frameline merupakan LGBT Film Festival yang terbesar di dunia.


Bagi Anda yang sekarang mulai kehilangan kepercayaan terhadap film-film Indonesia, saya sarankan untuk menonton film Arisan 2 ini. Tidak dipungkiri, ada banyak film-film ‘kurang berkualitas’ yang mengisi ranah perfilman Indonesia akhir-akhir ini. Namun, masih ada Nia Dinata yang membawa harapan cerah bagi masa depan dunia perfiman Indonesia.

Bangsa Indonesia, selamat menonton!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar