Rabu, 01 Januari 2014

Film Arisan! (2003) : Memandang Kehidupan Sosialita dengan Cara yang Berbeda

Ada beberapa film yang masuk ke dalam daftar film favorit saya. Namun, saat saya teliti lebih jauh, hanya ada sedikit sekali di antaranya yang merupakan film Indonesia. Dua di antaranya adalah Arisan The Series―Arisan! (2003) dan Arisan 2 (2011) ―duo film komedi satir besutan Nia Dinata―sutradara wanita berbakat Indonesia yang pernah menimba ilmu cinematography di New York University, salah satu universitas paling mahal di dunia. Di sini, saya akan terlebih dahulu membahas film pertama dari Sequel Arisan, Arisan! (2003)




Judul Film       Arisan
Sutradara         Nia Dinata
Penulis                        Joko Anwar
                        Nia Dinata
Distributor      Kalyana Shira Film
Durasi             129 menit
Anggaran         Rp2 Milyar


Arisan! berkisah tentang persahabatan tiga tokoh utamaMeimei (Cut Mini), seorang desainer interior sukses; Andien (Aida Nurmala), seorang ibu muda sosialita yang bahagia dengan keluarganya yang serba berkecukupan; serta Sakti (Tora Sudiro), seorang arsitek tampan yang memiliki karir bagus. Tiga tokoh utama ini hidup di mimpi setiap orang-orang. Namun, sebenarnya mereka memiliki masalah-masalah yang berusaha mereka tutupi. Meimei yang berusaha keras memiliki anak dan menjaga suaminya agar tidak selingkuh. Andien yang menikahi pria lebih tua untuk mencicipi kemapaman serta rasa amarahnya atas kasus perselingkuhan suaminya. Sakti yang menutupi jati dirinya sebagai gay karena faktor lingkungan beserta penolakan diri atas rasa cintanya terhadap Nino (Surya Saputra).

Kehidupan ketiga orang ini terlihat sangat baik-baik saja atas campur tangan Jakarta, hedonism, cigarette, beer, dan segala kemewahan lainnya. Arisan! adalah film yang mengajarkan kita bahwa kehidupan pada dasarnya penuh dengan relativity: tidak semua apa yang kita lihat adalah apa yang terjadi. Selain menceritakan persahabatan tokoh-tokoh utama dalam film ini, disini kita juga akan melihat kehidupan socialite dengan cara yang berbeda dari kebanyakan stereotype yang melekat dalam diri mereka. Nia Dinata mengajarkan kita bahwa setiap hal memiliki sisi baik dan buruk.

Ditambah dengan penampilan tokoh Lita yang ditunjang dengan akting yang sangat apik dari Rachel Maryam, Arisan! menjadi salah satu film favorit saya sepanjang masa. Saya sebenarnya tidak setuju dengan stereotype masyarakat terhadap film Arisan! yang hanya akan menarik bagi penonton wanita. Buktinya, banyak teman pria saya juga sangat menikmati film ini ketika saya memperkenalkannya.

Film Arisan! menurut saya sangat matang dalam segi ide cerita, penokohan karakter serta cinematography-nya. Banyak sekali scene-scene kecil yang sangat memorable di otak saya, seperti saat Meimei membeli Birthday cake di sebuah bakery yang cantik untuk kejutan ulang tahun Nino; atau adegan Meimei, Andien, Nino, Sakti dan Yunita (teman Andien) saat sedang menonton film di bioskop. Sang cinematographer bisa menggambarkan suasana yang sangat pas dan membekas di pikiran penonton. Selain itu, tokoh-tokoh yang sangat berkarakter juga membuat saya merasa sangat mengenal mereka dan membuat film ini tetap menarik untuk ditonton berulang-ulang. Meskipun sempat tersandung dengan masalah-masalah akibat kontroversi yang ada dalam film Arisan!, seperti isu-isu LGBT dari golongan konservatif serta adegan ciuman sesama jenis pertama (Tora Sudiro dan Surya Saputra), film ini berhasil mengatasi semua itu dengan berbagai prestasi yang diraihnya.

Film Arisan! terbukti sebagai salah satu film Indonesia yang paling sukses di Abad 20. Dengan rating 7.5 dari situs imdb.com, Arisan! juga berhasil memboyong 5 Piala Citra tahun 2004 lewat Film Cerita Bioskop Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik (Tora Sudiro), Pemeran Pembantu Pria Terbaik (Surya Saputra), Pemeran Pembantu Wanita Terbaik (Rachel Maryam) serta Penyunting Gambar Terbaik (Dewi S. Alibasyah). Arisan! juga memenangkan dua penghargaan dalam MTV Indonesian Movie Awards melalui Best Movie dan Best Director (Nia Dinata). Selain itu, Festival Film Bandung 2004 juga memberikan penghargaan Arisan! lewat Film Terpuji, Sutradara Terpuji (Nia Dinata), dan Skenario Terpuji (Nia Dinata dan Joko Anwar). Film ini juga menarik perhatian dunia melalui resensi dari The New York Times serta tampil dalam Festival Film Asean di Washington DC yang digelar pada tanggal 30 April – 7 Mei 2005.


Bagi Anda yang belum menonton salah satu masterpiece Nia Dinata ini, sangat disarankan untuk Anda segera menikmatinya. Sebuah film yang akan membawa perubahan bagi industry perfilman dunia dan cara berpikir masyarakat. Sukses untuk Nia Dinata dan pemeran-pemeran Arisan! Dan teruslah menciptakan karya-karya berkualitas dan dengarkan gema Indonesia di telinga dunia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar