Ada beberapa film yang masuk ke dalam
daftar film favorit saya. Namun, saat saya teliti lebih jauh, hanya ada sedikit
sekali di antaranya yang merupakan film Indonesia. Dua di antaranya adalah
Arisan The Series―Arisan! (2003) dan Arisan 2 (2011)
―duo film komedi satir besutan Nia Dinata―sutradara wanita berbakat Indonesia
yang pernah menimba ilmu cinematography
di New York University, salah satu universitas paling mahal di dunia. Di sini,
saya akan terlebih dahulu membahas film pertama dari Sequel Arisan, Arisan!
(2003)
Judul Film Arisan
Sutradara Nia Dinata
Penulis Joko Anwar
Nia Dinata
Distributor Kalyana Shira Film
Durasi 129 menit
Anggaran Rp2 Milyar
Arisan! berkisah tentang persahabatan tiga tokoh utama―Meimei (Cut Mini), seorang desainer
interior sukses; Andien (Aida Nurmala), seorang ibu muda sosialita yang bahagia dengan
keluarganya yang serba berkecukupan; serta Sakti (Tora Sudiro), seorang arsitek
tampan yang memiliki karir bagus. Tiga tokoh utama ini hidup di mimpi setiap
orang-orang. Namun, sebenarnya mereka memiliki masalah-masalah yang berusaha
mereka tutupi. Meimei yang berusaha keras memiliki anak dan menjaga suaminya
agar tidak selingkuh. Andien yang menikahi pria lebih tua untuk mencicipi
kemapaman serta rasa amarahnya atas kasus perselingkuhan suaminya. Sakti yang menutupi
jati dirinya sebagai gay karena
faktor lingkungan beserta penolakan diri atas rasa cintanya terhadap Nino
(Surya Saputra).
Kehidupan
ketiga orang ini terlihat sangat baik-baik saja atas campur tangan Jakarta, hedonism, cigarette, beer, dan segala kemewahan lainnya. Arisan! adalah film
yang mengajarkan kita bahwa kehidupan pada dasarnya penuh dengan relativity: tidak semua apa yang kita
lihat adalah apa yang terjadi. Selain menceritakan persahabatan tokoh-tokoh
utama dalam film ini, disini kita juga akan melihat kehidupan socialite dengan cara yang berbeda dari
kebanyakan stereotype yang melekat
dalam diri mereka. Nia Dinata mengajarkan kita bahwa setiap hal memiliki sisi
baik dan buruk.
Ditambah
dengan penampilan tokoh Lita yang ditunjang dengan akting yang sangat apik dari Rachel Maryam, Arisan! menjadi
salah satu film favorit saya sepanjang masa. Saya sebenarnya tidak setuju
dengan stereotype masyarakat terhadap
film Arisan! yang hanya akan menarik bagi penonton wanita. Buktinya, banyak
teman pria saya juga sangat menikmati film ini ketika saya memperkenalkannya.
Film
Arisan! menurut saya sangat matang dalam segi ide cerita, penokohan karakter
serta cinematography-nya. Banyak
sekali scene-scene kecil yang sangat memorable di otak saya, seperti saat
Meimei membeli Birthday cake di
sebuah bakery yang cantik untuk
kejutan ulang tahun Nino; atau adegan Meimei, Andien, Nino, Sakti dan Yunita
(teman Andien) saat sedang menonton film di bioskop. Sang cinematographer bisa menggambarkan suasana yang sangat pas dan
membekas di pikiran penonton. Selain itu, tokoh-tokoh yang sangat berkarakter
juga membuat saya merasa sangat mengenal mereka dan membuat film ini tetap
menarik untuk ditonton berulang-ulang. Meskipun sempat tersandung dengan
masalah-masalah akibat kontroversi yang ada dalam film Arisan!, seperti isu-isu
LGBT dari golongan konservatif serta adegan ciuman sesama jenis pertama (Tora
Sudiro dan Surya Saputra), film ini berhasil mengatasi semua itu dengan
berbagai prestasi yang diraihnya.
Film
Arisan! terbukti sebagai salah satu film Indonesia yang paling sukses di Abad
20. Dengan rating 7.5 dari situs imdb.com, Arisan! juga berhasil memboyong 5
Piala Citra tahun 2004 lewat Film Cerita Bioskop Terbaik, Pemeran Utama Pria
Terbaik (Tora Sudiro), Pemeran Pembantu Pria Terbaik (Surya Saputra), Pemeran
Pembantu Wanita Terbaik (Rachel Maryam) serta Penyunting Gambar Terbaik (Dewi
S. Alibasyah). Arisan! juga memenangkan dua penghargaan dalam MTV Indonesian
Movie Awards melalui Best Movie dan Best Director (Nia Dinata). Selain itu,
Festival Film Bandung 2004 juga memberikan penghargaan Arisan! lewat Film
Terpuji, Sutradara Terpuji (Nia Dinata), dan Skenario Terpuji (Nia Dinata dan
Joko Anwar). Film ini juga menarik perhatian dunia melalui resensi dari The New
York Times serta tampil dalam
Festival Film Asean di Washington DC
yang digelar pada
tanggal 30 April – 7 Mei 2005.
Bagi Anda yang belum menonton salah satu masterpiece Nia Dinata ini, sangat
disarankan untuk Anda segera menikmatinya. Sebuah film yang akan membawa
perubahan bagi industry perfilman dunia dan cara berpikir masyarakat. Sukses
untuk Nia Dinata dan pemeran-pemeran Arisan! Dan teruslah menciptakan
karya-karya berkualitas dan dengarkan gema Indonesia di telinga dunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar